TULISAN_ETIKABISNIS#_KEPUTUSAN ETIKA DAN STANDAR ETIKA PERUSAHAAN
Keputusan Etika dan Tanggung
Jawab Sosial
Dalam pengambilan keputusan etika banyak model dapat digunakan untuk membuat
keputusan etika, apakah perilaku dalam praktik nantinya etis atau tidak etis.
Zimmmerer (1996) memberikan prinsip-prinsip umum etika yang mengarahkan
perilaku, yaitu :
1. Kejujuran.
Pengusaha harus memiliki prinsip penuh kepercayaan, bersikap jujur, tidak
melakukan kecurangan, tidak berbohong,tidak mencuri.
2. Integritas.
Memegang prinsip kebenaran, melakukan kegiatan dengan terhormat, berani dan
penuh pendirian.
3. Memelihara
janji. Pengusaha yang baik selalu memegang janji, mentaati janji, penuh
komitmen dan dapat dipercaya.
4. Kesetiaan.
Hemat dan loyal kepada keluarga, perusahaan, bangsa dan negara. Mampu memegang
rahasia dan melakukan kegiatan secara tepat dalam konteks profsional.
5. Keadilan.
Berlaku adil dan berbudi luhur, bersedia mengakui kesalahan dan kebaikan orang
lain, toleransi terhadap keberagaman.
6. Suka
membantu orang. Saling membantu, suka menolong, memiliki belas kasihan terhadap
orang lain maupun masyarakat.
7. Hormat
kepada orang lain. Menghormati martabat orng lain, menghormati hak dan
kebebasan orang lain.
8. Kewarganegaraan
yang bertanggung jawab. Berlaku sebagai warga negara yang baik, mentaati aturan
agama, negara, penuh kesadaran sosial.
9. Mengejar keunggulan.
Melakuakan kegiatan dengan baik sesuai kemampuan dan kompetensi. Mengejar
keunggulan dalam segala hal dan penuh komitmen.
10. Dapat dipertanggung jawabkan.
Segala kegiatan atau aktivirtas dapat dipertanggungjawabkan secara moral, legal
formal.
Michael
Bonner, et.al.,(1987) memunculkan model proses pengambilan keputusan etika
dengan memasukkan elemen sumber daya perusahaan dan lingkungan eksteren bagi
penentu perilaku etis. Beberapa elemen tersebut adalah lingkungan kerja,
lingkungan pemerintah dan legal formal, lingkungan sosial, profesional,
personal dan atribut individu.
Dalam
aplikasi, pengambilan keputusan etika mempergunakan rantai keputusan konsep
overwhelming factor ( faktor yang menekan/situasional), yang pada situasi
tertentu membenarkan tindakan mengesampingkan salah satu atau beberapa elemen
tersebut.
Disini
kebijakan manajer berperan. Jika pada suatu situasimuncul faktor penekan, maka
aturan yang digunakan adalah prinsip efek ganda. Jika alternatif yang dipilih
dimaksudkan untuk memaksimumkan akibat yang baik dan meminimumkan akibat yang
jelek, maka menajer perusahaan yang membuat keputusan memiliki kecenderungan
mendapat simpati, jika keputusan tersebut dipermasalahkan secara legal formal (
Donaldson, Thomas, 1989; Bonner, et.al,. 1987: William, 1991)
Cullen , B.
John (2005:129) memberikan model alur analisis pengambilan keputusan etika
perusahaan secara lebih rinci, sebagai berikut :
1. Analisis
ekonomi (economic analysis). Analisis ekonomi digunakan untuk mengetahui
kemampuan bisnis dalam mendatangkan profit sebagai bentuk tanggung jawab
ekonomi kepada stakeholder.
2. Analisis
legal (legal analysis). Analisis legal fokus pada kesesuaian operasional
perusahaan (rules of the games) dengan legalitas formal antar Negara (host or
home country law).
3. Analisis
etika organisasi (organizational ethical analysis). Analisis etika organisasi
digunakan untuk kesesuaian budaya organisasi perusahaan dengan etika yang
diterapkan.
4. Analisis
sensitivitas budaya (cultural sensitivity analysis). Analisis sensitivitas
budaya digunakan untuk kesesuaian etika dengan budaya local di mana perusahaan
beroperasi.
5. Analisis
personal (personal analysis). Dan analisis personal focus pada kesesuaian
dengan moral dan kepercyaan personal stakeholder.
Tantangan perkembangan lingkungan dan respon yang cepat dari masyarakat
akan peran serta perusahaan terhadap kehidupan social,mengharuskan perusahaan
cepat aktif dalam aktifitas tanggung jawab social. Hawken dan McDonough (1993)
dalam Koratko and
Hodgetts (2007)memberikan langkah awal secara praktis dan strategis guna
kepekaan terhadap tanggung jawab social. Enam langkah menuju bisnis yang baik
(seven step to doing good bussines):
1. Melakukan
efesiensi dengan pemotongan biaya yang tidak perlu (eliminate the concept of
waste).
2. Memperbaiki
system pertanggung jawaban (restore accountability).
3. Produk yang
dihasilkan mereflesikan biaya yang dikeluarkan (make prices reflect cost).
Standar Etika Perusahaan
1. Ciptakan kepercayaan perusahaan. Pengusaha menciptakan norma atau
kepercayaan dan tanggung jawab etikanya.
2. Kembangkan kode etik. Membuat pernyataan tertulis mengenai standar prilaku
dan prinsip etis atau di kenal dengan dengan kode etik yang di harapkan mampu
memberikan perilaku standar minimal yang di harapkan dari manajemen. Kode
etik memuat jenis perilaku yang di harapkan dan memberikan kongkrit di
perusahaan bagaimana berprilaku secara etis setiap hari dalam perusahaan.
3. Menjalankan kode etik secara adil dan konsisten. Pihak manajemen harus
menjalankan perilaku etis setiap hari dan manajer wajib memberikan hukuman
apabila ada yang melanggar kode etik tersebut.
4. Mempekerjakan orang yang tepat. Perilaku etis yang diharapkan tergantung
perseorangan yang di sertai nilai moral yang tinggi membantu pencapaian
perilaku yang etis.
5. Adakan pelatihan etika. Membangun dan mempertahankan standar etika. Program
pelatihan akan menimbulkan kepedulian perilaku etis dan meningkatkan sistem
nilai perusahaan.
6. Lakukan audit etika secara periodik. Melakukan penilaian secara periodik
terhadap pelaksanaan etika perusahaan.
7. Pertahankan standar yang tinggi tentang tingkah laku etis
8. Pemimpin memberikan contoh perilaku etis setiap saat sehingga merupakan
tolak ukur perilaku bawahan.
9. Ciptakan budaya yang menekankan komunikasi dua arah. Karyawan diberikan
kesempatan memberikan respon, tanggapan, melaporkan kepada atasan yang tidak
etis. Sedangkan pemimpin memberikan keleluasaan kepada bawahan untuk merespon
pelaksanaan perilaku etika tersebut
10. Libatkan
karyawan dalam mempertahankan standar etika. Bawahan dilibatkan dalam
perancangan dan implementasi etika dalam perusahaan. Bawahan diberikan
kesempatan untuk menawarkan umpan balik mengenai standar etika yang ditetapkan.
Komentar
Posting Komentar