Contoh Kasus BAB 4 Manusia Dan Cinta Kasih



BAB 4 Manusia Dan Cinta Kasih

Cinta merupakan suatu hal yang sulit untuk dijelaskan. Setiap orang pasti memilki pengertian atau presepsi yang berbeda soal cinta. Cinta itu ibarat air hujan yang semua orang tidak dapat memprediksi datangnya dan juga akan turun ke semua orang. Cinta tidak hanya cinta kepada lawan jenis tetapi juga cinta kepada hewan, tumbuhan, uang, dan masih banyak lagi.
Dizaman yang sudah era globalisasi ini, cinta merupakan hal yang biasa. Bahkan anak yang masih ingusan pun mengerti tentang cinta walaupun mereka tidak tahu makna sebenarnya tentang cinta.  Pacaran pun terkadang  orang membuktikan dengan cinta. “Kalau Cinta sudah melekat tai kucing rasa coklat”, maksudnya adalah jika seseorang sudah terjangkit dengan yang namanya virus cinta pasti di dapat melakukan segala hal untuk cintanya itu. Tetapi apakah makna sejati tentang cinta ? Tidak ada Cinta sejati didunia hanya cinta Tuhan kepada umatnya dan cinta orangtua kepada anaknya. Tanpa cinta hidup kita tak akan menjadi indah.
Seringkali orang salah mengartikan Cinta, banyak pula anak – anak yang tidak merasakan kasih sayang
Opini :
Cinta kasih yang dibahas pada kasus pertama adalah cinta yang memiliki unsur gairah dan keintiman, dan juga cinta bukan pada seusianya, misalkan “Bahkan anak yang masih ingusan pun mengerti tentang cinta walaupun mereka tidak tahu makna sebenarnya tentang cinta. ” cinta yang mereka tahu adalah cinta untuk pacar.Saya sering melihat bahwa terdapat beberapa anak dibah usia 17 tahun sudah pernah berpacaran, walupun mereka tidak pham benar dengan definisi cinta yang mereka rasakan, yang mereka tau hanyalah rasa suka dan tertarik antar lawan jenis lalu itu lah ynag terkaang mereka sebut cinta.
Anak terkadang menyalah gunakan kata cinta dan hubungan yang disebut pacaran, seperti melakukan hubungan seks dibawah umur, yang akhirnya terjadilah hamil diluar nikah, prestasi yang menurun, dan juga berhentinya sekolah karena malu dan atau karena dikeluarkan dari sekolah. Secara psikologi, anak belum bisa mengontro emosinya, maka tugas para orang tua adalah mengontrol,memberikan kasih sayang, dan memberikan penjelasan tentang apa itu seks.
Secara agama, ini jelas tidak diperbolehkan, karena khawatir akan mengundang maksiat, seperti yang saya katakan contohnya hamil diluar nikah yang terkadang akan berujung dengan aborsi. Jika seperti itu, dosa yang didapat5 berlipat, 1. Hamil diliar nikah tanpa ikatan apapun atau tidak sah secara hukum atau pun agama; 2. Melakukan aborsi. Hal itu yang sering terjadi pada percintaan anak dibawah usia 17tahun yang masih labil dalam mengendalikan emosi.

Source:
 http://marlinadwirestihani.blogspot.com/2013/11/tugas-ilmu-budaya-dasar-studi-kasus-2_25.html

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TUGAS 3_EKOPERASI_BAGAIMANA BERKOMUNIKASI DENGAN KREATIF DAN BAIK

TULISAN 2_EKOPERASI_PERKEMBANGAN KOPERASI

TULISAN_ETIKABISNIS#_KODE ETIK DI TEMPAT KERJA